SELAMAT DATANG!

Welcome To My Blog
Powered By Blogger

Senin, 13 Desember 2010

Be Yourself dan Be You Growth Yourself

Be Yourself dan Be You Growth Yourself adalah 2 hal yg berbeda,jd,jika ada yg mengatakan "be your self"tanyakan maksudnya,yg Be Yourself atau Be You Growth Yourself?
Be Yourself artinya adalah:berubah menjadi pribadi yg lainnya
Be You Growth Yourself artinya adalah menyukai pertumbuhan sifat diri sendiri
nah,jd,dalam penggunaan bahasa,sebainya kita harus memperhatikan maknanya,okay?

kutipan dari:Mario Teguh

Senin, 06 Desember 2010

Asam Manis Cinta

Lun, dicariin tuh sama rendy..” teriak jerry mengejutkanku. Aku menoleh pada jerry. “dimana rendy?” tanyaku. “tuh di taman sekolah” jawab jerry. Aku pun bergegas menuju ke taman sekolah. Rendy adalah pacarku yang juga sekelas denganku. “Ren.. kata jerry kamu nyari aku ya..? ada apa ren?” tanyaku bingung. “Lun.. aku gak tau gimana jelasin ke kamu. Lun, seminggu lagi aku akan dipindahkan ke Australia. Ayahku dapat tugas disana. Meskipun hanya sementara tetapi kemungkinan aku akan lanjut sekolah disana untuk sementara waktu juga.” Jawab rendy dengan gelisah. Aku hanya diam mendengarnya. Aku tak sanggup berkata-kata. Tanpa terasa aku meneteskan air mata. Aku tak bisa membayangkan gimana kesepian tanpa rendy. “Lun.. kamu kok nangis sih.. jangan nangis.. aku mohon. Aku janji meskipun telah sampai disana nanti, aku tetap akan menghubungimu melalui email. Hanya saja kita tidak akan bertemu untuk sementara. Dengan kata lain kita pacaran jarak jauh” katanya sambil mengusap air mataku. Aku terdiam sejenak lalu berkata “ janji ya.. aku sayang banget sama kamu ren..” “ya.. aku janji.. aku juga sayang banget sama kamu” jawab rendy sambil memelukku sejenak. Teng… Teng… Teng.. Teng... Bel pun telah berbunyi. Aku dan rendy bergegas masuk kelas. Aku duduk disebelahnya. Selama pelajaran berlangsung aku hanya diam sedangkan rendy sibuk melihatku. Mungkin karna dia tahu aku sedang memikirkannya. Akhirnya lonceng menandakan pulang pun berbunyi. Aku diantar pulang oleh rendy seperti biasanya. Di dalam perjalanan pulang, Rendy sibuk menghiburku sambil mengemudi mobil. Tetapi aku pun hanya diam. Aku sedih memikirkan waktu singkat yang tinggal seminggu lagi, aku takut aku tak sanggup pisah dengan nya. 
Walaupun aku tahu ini hanya sementara tetapi tetap saja kami pacaran jarak jauh. “Lun.. Lun…” panggil rendy membuyarkan lamunanku. “kamu kenapa Lun..? jangan sedih lagi ya.. kita kan gak pisah selamanya. Hanya sementara kok” rendy terus berusaha menghiburku. “iya sementara.. tapi sampai kapan ren..?” tanyaku cemas. “aku juga sendiri belum tahu sampai kapan. Itu semua tergantung ayahku lun.” Jawab rendy dengan lesuh.. aku hanya diam mendengar jawabannya. Hingga sampai dirumah, aku pun langsung turun dari mobil nya tanpa berkata-kata. Aku langsung bergegas masuk ke kamarku. Aku menangis karena tak sanggup menahan kesedihanku. Tiba-tiba mama masuk ke kamarku. Mama terkejut dan berusaha menghiburku. Mama bertanya apa yang terjadi tetapi aku pun tak menjawabnya. “ya sudah kalo kamu tidak mau cerita.. mama tinggal dulu ya… kamu jangan nangis lagi ya. Kalo ada masalah, hadapi dengan sabar ya..” kata mama. mama pun berlalu dari hadapanku. Hari berganti hari aku dan rendy beraktivitas seperti biasanya. Akhirnya hari keberangkatan rendy pun tiba. “ren.. jangan pergi ren..” aku memohon padanya. “Luna sayang.. aku harus pergi.. kamu jangan sedih lagi ya.. aku akan sering-sering mengirimi kamu email kok. Aku pergi dulu ya” kata rendy sambil memelukku. Aku hanya mengangguk sambil menangis. Rendy pun segera berangkat karna takut telat dan dia pun berlalu dari hadapanku. Akhirnya hari-hari tanpa rendy pun dimulai. Setelah pulang sekolah aku pun langsung menuju di depan komputer untuk mengecek email. Tapi tak ada satu pun email yang masuk dari rendy. Hal itu membuat aku sangat sedih. Tetapi aku berusaha tegar dan bersabar. Mungkin dia belum sempat pikirku. Untuk menghibur diri sendiri aku pun membuka televisi. Tanpa kusadari airmataku menetes terus menerus. Mama tiba-tiba datang menghampiriku. “kamu kenapa lagi nak..?” Tanya mama. aku terus menangis dan memeluk mama. “Rendy ma.. rendy…” “rendy kenapa…?” Tanya mama. sambil menunjuk televisi aku berkata “ itu ma…. Pesawat yang ditumpangi rendy kecelakaan dan tidak ada satu orangpun yang selamat ma…” “inailahi wainailahi rojiun.. sabar nak.. Tuhan sedang menguji kamu..” kata mama. aku terus menangis dan terus menangis. Tiba-tiba aku pusing. Aku terjatuh dan aku tak tahu apa-apa lagi. Begitu kubuka mata terlihat jerry sedang disampingku. “Lun.. syukurlah kamu sudah sadar” kata jerry. “ aku dimana nih.. apa yang terjadi padaku jer..?” tanyaku bingung. “ kamu sedang di rumah sakit Lun.. kamu tak sadarkan diri selama 3 hari dan aku sangat khawatir Lun… kamu pingsan setelah tahu bahwa rendy kecelakaan” jawab jerry dengan cemas. Aku pun teringat akan hal itu lagi. Aku sangat terpukul akan hal itu. Aku berusaha tegar menghadapi semua itu. Mungkin mama benar bahwa Tuhan sedang mengujiku. Aku pun telah pulih dan menjalani aktivitasku seperti biasanya. Hari demi hari, bulan demi bulan kujalani semua itu tanpa rendy lagi. Rendy telah meninggalkanku untuk selamanya. Kini hanya ada jerry yang selalu menghiburku dan selalu disampingku. Ntah mengapa aku merasa bahwa kebaikan jerry sangat tulus padaku. Dia begitu perhatian kepadaku. Aku sangat beryukur mempunyai teman sebaik jerry. Tanpa terasa 2 tahun telah berlalu dan aku pun telah lulus SMA. “Lun.. ntar malam kamu ada acara gak..? boleh gak aku ngajak kamu dinner bareng..?” Tanya jerry padaku. “hmm.. gimana ya..? boleh deh klo gitu. Lagian aku juga boring banget.” Jawabku tersenyum. Malam yang dinanti pun telah tiba. Jerry menjemputku. Kami dinner di sebuah cafe yang cukup mewah. Mungkin bagi jerry itu biasa karna dia juga bisa termasuk dari keluarga yang berada. Kami berbincang- bincang sambil bercanda. Di tengah perbincangan jerry memotong pembicaraanku. Tiba-tiba jerry memegang tanganku. Hal itu membuatku sangat terkejut. “Lun.. lupakanlah masa lalumu. Bukalah lembaran baru. Ikhlaskan kepergian rendy..” “tapi jer…” jawabku.. “Lun.. selama 2 tahun ini aku selalu berusaha menghiburmu. Asal kamu tahu Lun, aku tak sanggup melihatmu terus-terusan sedih. Lun, dari pertama aku kenal kamu, aku sudah suka banget sama kamu lun. Hanya saja aku tidak berani ungkapin karna aku tahu rendy sangat sayang sama kamu tapi kini rendy telah pergi meninggalkan kita Lun.” Aku terkejut mendengar pernyataan dari jerry. Aku meneteskan airmata. Tidak kusangka selama ini jerry begitu tulus padaku. Bahkan dia sampai mengorbankan perasaannya sendiri demi persahabatannya dengan rendy. “Lun.. aku sayang banget sama kamu.. meskipun aku tidak sebaik rendy tetapi aku janji akan selalu menjagamu, aku akan selalu bersamamu dan aku janji akan bahagiain kamu.. Lun.. maukah kamu jadi pacarku?” kata jerry sambil menatapku Aku pun berpikir sejenak dan aku mengangguk sambil menjawab “iya.. aku mau jadi pacar kamu.. makasih ya jer dengan ketulusanmu selama ini buatku..” Kini hari-hariku telah terhibur bersama Jerry dan kesedihanku pun telah terlupakan……

dari:rommy sigit syaputra

Kenangan Terakhirku Gengannya

Tililit…. Tililit…. Tililit…. Tililit…. Tililit…. Tililit….Dengan malas Rahmi menggerakkan tangannya. Ia berusaha meraih handphone yang terletak di atas meja tepat di sebelah tempat tidur dengan mata masih terpejam. “Ha..lo …”, sahut Rahmi dengan perlahan setelah memencet salah satu tombol handphone. “Ya ampun Mi! Lu baru bangun ya?” Tanya Serani. “Yaaaa, ada apa sih Mi?” sahut Rahmi dengan mata masih mengantuk. “Tumben banget lu kesiangan? Emang semalam lu begadang ya?” tanya Rara lagi. “Iya nyelesain paper yang disuruh Bu Tias.
Weker gue rusak, makanya telat bangun,” jelas Rahmi perlahan. “Ohhhh….gitu, ya udah! Sekarang lu mandi dan cepat-cepat kemari ada kabar penting!” perintah Serani. “Kabar apaan sih Ni?” tanya Rahmi dengan malas karena merasa tidak akan tertarik dengan kabar dari sahabatnya itu. “Hari ini Rezqi masuk sekolah Mi!” kata Serani dengan tegas. Rahmi yang sedari tadi tiduran dan memejamkan mata, sontak kaget dan langsung duduk dengan membelalakkan matanya. “Serius Ni?” tanya Rahmi karena masih ragu dengan Serani. “Gue gak becanda! Makanya buruan lu kemari,” katanya mencoba meyakinkan. “Ya udah tunggu gue,” jawab Rahmi dan kemudian meletakkan handphone-nya di atas meja. Dia bergegas mandi dan bersiap-siap ke sekolah.
Dalam perjalanan Rahmi terlihat gelisah. Pikirannya bercampur aduk antara senang dan tidak. Pak supir yang sedari tadi mengamati Rahmi merasa heran. Rahmi memang sudah sangat merindukan sang pacar Rezqi, tapi ia juga membencinya. Karena sudah tiga bulan terakhir ini Rezqi tak masuk sekolah. Rezqi juga tak pernah memberikan kabar. Dan saat Rahmi mendatangi rumah Rezqi, pembantunya tak mau memberikan informasi tentang Rezqi.
Sahabat dan teman dekat Rezqi sudah ditanyai Rahmi, tapi tak satu pun yang tahu. Sedangkan wali kelas dan guru-guru tidak mau memberitahukan apapun tentang Rezqi, padahal mereka sebenarnya tahu segalanya. Bulan pertama dan kedua Rahmi seakan tak terima dengan kehilangan Rezqi yang tiba-tiba. Namun di bulan ketiga ia mulai berangsur pasrah. Mobil yang dikendarai pak sopir berhenti tepat di depan gerbang sekolah, tanpa mengucapkan apa-apa Rahmi bergegas keluar dari mobil dan berlari ke arah kelas. Pak sopir hanya diam sambil menggeleng-gelengkan kepala. Saat tiba di kelas Rahmi langsung menghampiri Serani. “Ni! Lu serius dengan yang tadi kan?” tanya Rahmi meminta penjelasan Serani. “Iya Mi! tadi Rezqi datang kemari dan nyariin lu,” jawab Serani. “Trus lu ngomong apa sama dia?” “Ya gue bilang aja lu belum datang. Terus dia pergi dan dia balik ke kelasnya,” jelas Rara. “Berarti dia masuk sekolah lagi dong?” tanya Rona lagi dijawab dengan anggukan oleh Serani. “Jadi selama ini dia ke mana ya? Lu nggak tanya sama dia Ni?” “Nggak, gue ngerasa canggung aja udah lama nggak ketemu dia,” jelas Serani. Mereka berdua pun terdiam dan merasa heran. Namun Rahmi nggak mau terburu-buru untuk mendatangi Rezqi.
Dia merasa bahwa Rezqi yang bersalah dan harus menemuinya terlebih dahulu untuk memberikan penjelasan tentang hubungan mereka. Rahmi menunggu dengan gelisah, sampai bel masuk pun berbunyi dan Rezqi belum datang. Kemudian pada jam istirahat Rahmi memutuskan tidak ikut Serani ke kantin. Karena Rahmi berfikir Rezqi akan datang kembali menemuinya. Namun untuk kedua kalinya Rahmi salah menduga. “Rezqi belum kemari Mi?” tanya Serani yang sudah kambali dari kantin dengan dua buah minuman di tangannya. “Belum Ni.,” menggelengkan kepala dengan wajah kecewa.
“Kenapa ya?” Serani merasa heran diikuti gelengan kepala Rahmi yang menandakan juga heran. ”Tapi lu tenang aja Mi, gue yakin nanti pulang sekolah dia pasti nemuin lu,” kata Serani dengan tegas. Dan ternyata dugaan Serani benar. Rezqi sudah berada tepat di depan pintu kelas menunggu. Rahmi berdiri terpaku, bibirnya terasa beku. Sedangkan Rezqi juga terlihat sangat gugup, seakan tidak siap bertemu Rahmi. Namun kerinduannya yang besar kepada Rahmi mengalahkan ketidaksiapannya.
Serani tidak ingin mengganggu percakapan sahabatnya itu, ia tahu banyak hal yang pasti akan mereka bicarakan. Sehingga Rara memutuskan pulang duluan. “Hai Ra,” sapa Rezqi dengan lembut. “Hai…,” jawab Rahmi singkat. “Apa kabar?” Tanya Rezqi. “Baik, kamu?” Rahmi menjawab pelan. “Lumayan,” jawab Rezqi “Aku antar kamu pulang ya? Sekalian ada yang mau aku omongin”, sambung Rezqi. Rahmi mengangguk.
Mereka pun pergi meninggalkan sekolah dengan mengendarai motor yang dibawa Rezqi. Selama di jalan mereka hanya terdiam, tidak seperti suasana dulu yang begitu dihiasi dengan canda. Rezqi membawa Rahmi ke sebuah taman di mana dulu mereka sering menghabiskan waktu berdua. Setelah turun dari motor mereka berdua duduk di kursi yang ada di tengah taman. “Aku mau minta maaf sama kamu Ra, karena selama ini aku nggak ngasih kabar ke kamu,” Rezqi berusaha memulai pembicaraan. “Kamu sebenarnya ke mana sih? Kamu tahu nggak, aku udah nyariin kamu ke mana-mana,” Rahmi merasa tidak tahan lagi menyembunyikan perasaannya. “A….ku, sakit Ra!” jawab Rezqi dengan sangat lambat. “Sakit?” Rahmi merasa jawaban Rezqi bukanlah hal yang aneh tetapi dia justru heran mengapa hal itu harus disembunyikan darinya. “Tapi kenapa kamu nggak ngasih tau aku, aku kan pacar kamu jadi aku bisa ngerawat kamu.” “Aku tahu Ra, tapi ini nggak segampang itu.” “Maksud kamu?” Rahmi semakin terlihat bingung dengan perkataan Rezqi yang nggak jelas. Rezqi terdiam, mukanya terlihat ragu untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Rahmi. “Qi? Kenapa kamu diam? Maksud kamu apa?” Rahmi mengguncang badan Rezqi, memaksa Rezqi menjelaskan semuanya. 
Rahmi merasa sudah cukup untuk bingung selama tiga bulan ini. Sehingga dia tidak ingin menunda lagi mengetahui apa yang terjadi. “Aku…aku…aku menderita kanker stadium akhir Ra,” jelas Rezqi dengan perlahan. “Apa?” Rahmi terlihat sangat terkejut, ia benar-benar nggak menyangka penjelasan Rezqi akan seserius itu.
“Selama tiga bulan ini aku menghilang, karena mama membawa aku ke Singapura untuk menjalani perawatan. Di sana aku terapi dan aku sempat kritis Ra,” Rezqi melanjutkan penjelasannya. ”Sekarang aku hanya punya waktu seminggu, setelah itu aku harus balik ke Singapura untuk perawatan selanjutnya.
” “Ya ampun Rezqi….kenapa kamu nggak ngasih tahu aku?” keluh Rahmi dan air mata terlihat jatuh di pipinya yang halus. “Aku takut setelah mendengar semuanya kamu ninggalin aku. Aku kangen banget sama kamu dan aku takut kehilangan kamu Ra.” Rezqi menutup mukanya dengan tangan. Ia menangis layaknya seorang anak kecil.
Melihat kesedihan pacarnya itu hati Rahmi hancur. Rahmi meraih tangan Rezqi dan memegangnya erat-erat. “Aku cinta sama kamu, dan aku cinta kamu apa adanya, aku nggak bakalan ninggalin kamu,” ujar Rahmi sambil menatap Rezqi. “Aku bakal nunggu kamu, sampai kamu sembuh.” “Tapi penyakitku semakin parah Ra, aku nggak tahu kapan bisa balik lagi. Entah itu tiga minggu, tiga bulan, atau mungkin tiga tahun lagi,” tambah Rezqi dengan air mata yang terus mengalir.
“Aku nggak peduli, aku bakal nungguin kamu. Asal kamu janji berusaha untuk sembuh demi aku,” tambah Rahmi. Rezqi terharu dengan perkataan Rahmi. Ia merasa semangat hidupnya kembali lagi. “Aku janji sama kamu, aku akan berusaha untuk sembuh.” Rezqi langsung memeluk Rahmi dengan erat.
Sudah lama pelukan hangat itu tidak mereka rasakan. Mereka larut dalam kebersamaan itu. Sejenak mereka melupakan semua kesedihan yang ada. Walaupun sebenarnya Rahmi tahu semua itu tidak akan mudah nantinya. Tapi ia hanya ingin memberikan semangat penuh untuk Rezqi, karena hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini. Seminggu sebelum keberangkatan Rezqi ke Singapura mereKa benar-benar menghabiskan waktu bersama. Rahmi hanya ingin memberikan kenangan yang terindah untuk Rezqi. Kenangan yang mungkin tidak akan terulang lagi. Kenangan yang juga mungkin terakhir Rezqi rasakan. Mereka berdua benar-benar sadar akan hal itu. Tapi jauh di dalam lubuk hati Rahmi, ia berharap ini hanya sepenggal kenangan yang nantinya menjadi memori saat mereka menghadapi masa tua bersama.

Dari :Rommy Sigit Saputra

KECIL YANG DISYUKURI, MENJADI BESAR YANG MEMULIAKAN

Sahabat Indonesia yang super,
yang sedang menjadikan dirinya sebagai modal utama penghebatan kehidupannya.

Adik-adik dan anak-anak saya yang sangat dikasihi oleh orangtua,
yang menjadi harapan penerus keindahan kehidupan para orangtua.

Mudah-mudahan sapa saya di sore yang penuh kemungkinan ini menemui Anda dalam kedamaian dan kegembiraan bersama rekan dan keluarga terkasih.

Saya menerima sebuah pertanyaan dari seorang sahabat Super Fan yang menulis di ruang keluarga MTSC yang ramah dan santun ini, mengenai kemungkinannya untuk mencapai kehidupan yang baik.

Ini adalah pesan asli beliau:

Salam super Pak Mario! Perkenalkan nama saya Irmawanto, umur saya 22 tahun, saya bekerja di sebuah madrasah sanawiyah sebagai staff tata usaha.

Saya cuma seorang lulusan SMA, saya agak pesimis dengan hidup saya Pak.
Apakah pekerjaan saya ini dapat saya jadikan pegangan hidup saya nanti dengan gaji yang hanya Rp. 250.000/bulan?
Tolong dijawab ya pak! Terima kasih.

Irmawanto

Dan berikut adalah Super Note yang saya susunkan sebagai penduga bagi jawaban yang baik bagi pertanyaan Pak Irmawanto yang hatinya penuh doa.

Please kindly enjoy, absorb, and apply.

...........

MARIO TEGUH SUPER NOTE
KECIL YANG DISYUKURI, MENJADI BESAR YANG MEMULIAKAN

Apakah yang bisa kau lakukan dengan Rp. 250,000.- per bulan?

...........

Adikku yang baik hatinya,
yang sebetulnya – kebaikan hatinya menandakan kebaikan rezeki yang sedang menanti kesungguhan kerjanya untuk merentangkan tangan dan kakinya ke seluruh penjuru bumi yang tersebar di atasnya rezeki Tuhan yang tak terkirakan keindahan dan jumlahnya.

Apakah yang bisa kau lakukan dengan Rp. 250,000.- per bulan?

Dengarlah ini ya?

Sebenarnya ..., banyak.

Yang pertama

Mulailah dengan merasa stress, sedih, dan mengeluh tentang kecilnya pendapatanmu.

Yang kedua

Rajin-rajinlah duduk di hadapan Tuhan, dalam waktu-waktu ibadahmu yang teratur, atau di malam-malam saat kau merasa bahwa menangis akan lebih indah daripada tidur.

Duduk dan diamlah engkau di hadapan Dzat Yang Maha Mengetahui, Yang Maha Kaya, dan Yang Maha Pengasih itu. Jika sulit bagimu tuk bicara, tak usah kau ucapkan apapun. Diamlah, dan ijinkan air matamu menjadi juru lapor, juru keluh, dan juru bicara bagimu.

Dan jika hatimu memang sudah kau ikhlaskan seutuhnya sebagai penghubung antara diri baikmu dengan Tuhanmu, hatimu akan bergetar dengan pengertian-pengertian yang membuatmu damai dan seolah bisa melihat jelas ke masa depan.

Dan mudah-mudahan masih kau ingat pesanku dulu, bahwa

PENGERTIAN ADALAH ILMUNYA KEHIDUPAN.

Yang ketiga

Gunakanlah rasa stress mu dan pengertian-pengertian baru yang kau dapat dalam pertemuan-pertemuanmu dengan Tuhan, sebagai tenaga untuk melakukan pekerjaanmu yang sudah ada sekarang, dengan sebaik-baiknya.

Yang keempat

PASTI ada kemampuan dalam dirimu yang BELUM kau gunakan untuk melakukan sesuatu yang menjadikanmu dibayar lebih baik di tempat ini dan terutama di tempat lain.

Yang kelima

Jika ada keinginanmu untuk menangis, teruslah menangis dalam hati tanpa mengurangi kejujuran, keramahan, dan kebaikan kerjamu.

Yang keenam

Gunakanlah doa orang tua dan keluarga sebagai penambah kesungguhan, dan nasehat orang alim dan bijak sebagai perapih langkah harianmu.

Yang ketujuh

Rendahkanlah hatimu dalam kesyukuran yang syahdu saat rezeki tambahan yang kecil-kecil mulai menghampirimu.

Yang kedelapan

Teruskanlah menjadi pribadi yang santun dan ramah kepada setiap jiwa yang kau layani, dan janganlah engkau memboroskan rezeki yang sudah mulai dilebihkan bagimu.

Yang kesembilan sampai yang ke-seribu sembilan ratus limapuluh lima

Tetapkanlah dirimu sebagai pribadi yang jujur dan ikhlas bekerja keras dengan penuh kesyukuran, bagi kebaikan kehidupan sesamamu – sebagai cara untuk membaikkan kehidupanmu bersama keluargamu yang terkasih.

Keseribu sembilan ratus lima puluh enam

Peliharalah perasaan stress karena kemiskinan itu tetap ada di dalam dirimu, agar engkau tak mampu berlaku sombong kepada siapa pun, mengutamakan kasih sayang dalam membantu mengentaskan saudaramu yang belum beruntung, dan agar engkau mampu meneladankan sikap-sikap utama dari seorang pelayan bagi kebaikan sesama - kepada para pemimpin dan pejabat pelayanan masyarakat.

Ke-berapa pun setelah itu,
sampai engkau diundang oleh Tuhan untuk memasuki rumahmu yang baru selesai dibangun di surga,

Tetaplah kau ijinkan dadamu bergetar dan matamu menggenang dengan air mata setiap kali kau dengar nama Tuhan mu disebut,

berdoalah bagi pemulihan saudaramu yang sakit tubuh dan pedih hatinya,
dampingi dan tolonglah saudaramu yang terbakar dan tercabik saat memasak,
tetaplah ijinkan hatimu tersayat melihat pengemis miskin dihukum karena mengemis,
atau janda pejuang yang tua dan renta yang diusir dari rumah suami terkasihnya yang gugur memerdekakan bangsa,

selalu peliharalah keindahan dan kasih sayang di hatimu,
tetap pusatkanlah tujuan kerja-kerasmu bagi kebaikan hidup sesamamu,
tetaplah menjadi jiwa yang hidup ikhlas dalam kebaikan,
dan sampai kapan pun
tetaplah mengkekasihkan dirimu kepadaTuhan.

Dan selama itu semua kau hidupi dengan tabah dan penuh keikhlasan,

engkau akan mensyukuri penderitaan dan penyelamatan,
kepedihan dan pembahagiaan,
kekurangan dan pelebihan,
kesulitan dan pemudahan,
rezeki kecil yang berkah dan pengayaan yang memuliakan,

dan akan sangat dalam kesyukuranmu
karena telah dirahmatkan kepadamu
kekayaan pertama dan utama dalam penciptaan alam ini bagimu,
yaitu iman.

Wahai jiwa yang tenteram,

Apakah ada rahmat di alam ini yang lebih indah daripada iman?

Berbahagialah.

Semua kemuliaan hidup dibangun dengan landasan iman, berdinding iman, dan beratap iman.

Maha Besar Tuhan dan tiada berbanding dalam segala Ke-Maha-an-Nya,

Yang menjadikan Rp. 250,000.- per bulan yang disyukuri, sebagai dasar bagi kehidupan baik yang memuliakan sesama.

...........


Sahabat saya yang baik hatinya,

Begitu dulu ya?

Mudah-mudahan Super Note yang sudah lama tidak saya sampaikan bagi penikmatan Anda ini, dapat menjadi pendamping bagi kerja keras Anda dalam membangun kehidupan yang baik.

Mudah-mudahan Tuhan segera menjawab semua doa dan harapan Anda, dengan kedamaian, kesejahteraan, dan kemuliaan bagi Anda dan keluarga terkasih.

Sampai kita bertemu suatu ketika nanti ya?, untuk berbincang ke sana dan ke sini tentang ini dan itu yang mendamaikan dan mengindahkan kehidupan.

Mohon disampaikan salam sayang dari Ibu Linna dan saya, untuk keluarga Anda terkasih.

Loving you all as always,

Mario Teguh

BRAND PRIBADI – The Spiritual Reasons For Building A Personal Brand

Sahabat Indonesia yang super, 
yang peran kehidupannya tidak sederhana bagi kebahagiaan sesama,

Adik-adik dan anak-anak saya yang terkasih, 
yang akan meneruskan kehidupan orang tua dan para guru – dalam peran-peran yang besar di masa depan.

Mudah-mudahan sapa saya di Selasa sore yang indah ini menemui Anda dalam kesehatan dan kesungguhan belajar dan bekerja yang akan menaikkan kelas Anda dalam kehidupan ini.

Saya menerima pesan di Facebook Page kita, dari sahabat baik kita Pak Alim Sejahtera (bukan nama asli beliau), yang memberikan tugas kepada saya untuk menguraikan dasar pemikiran saya mengapa MERK PRIBADI (PERSONAL BRAND) kita butuhkan untuk membangun kehadiran yang baik dalam peran-peran pelayanan bagi kebaikan hidup sesama.

Pak Alim menyampaikan alasan yang baik sekali mengapa beliau menggunakan foto alas kaki sebagai tampilan yang mewakili wajah beliau di Face(wajah)book, dan yang disampaikannya dengan bahasa dan pendekatan yang sangat santun.


Sahabat-sahabat saya yang hatinya baik,

Berikut adalah pembukaan dari pesan Pak Alim:

Pak Mario, yang baik hatinya, yang diijinkan menjadi penebar kebaikan oleh Alloh swt, ijinkan saya sedikit menanggapi ucapan Bapak pada acara MTGW tgl 4 Juli kemarin.

saya sempat tersentak ketika Pak Mario mengatakan,
"... foto profile dipasang di Facebook foto sandal jepit."

Terlepas dari foto saya yang memang bergambar sandal, ada yang harus saya sampaikan agar Pak Mario lebih berhati-hati lagi dalam menginspirasi orang.

Semua yang akan saya sampaikan nanti, bukanlah dikarenakan kalimat tersebut, tapi karena saya sayang Pak Mario.


--- isi pesan selanjutnya kami simpan karena pertimbangan tempat ---

...........


Pak Alim Sejahtera yang hatinya mulia, 
dan semua sahabat saya yang rezekinya baik,

Terima kasih atas pesan Anda yang tulus dan berangkat dari hati yang damai, yang menjadi pujian bagi yang membacanya.

Saya juga sangat mengerti mengapa para pelukis dan pematung harus menghindarkan karya mereka dari pemberhalaan, dan mereka memang sama sekali tidak patut bekerja dengan tujuan mengambil keuntungan dari pemberhalaan orang lain atas hasil karya mereka. Karena, dari semua hal yang bisa diberhalakan, gambar dan patung adalah dua pilihan yang paling dekat kepada pikiran yang tidak digunakan dengan sehat.

Pada saat yang sama, wajah kita ini penting sekali bagi kita dalam penghambaan kita kepada Tuhan, karena sebetulnya kita menghadapkan wajah kita kepada Tuhan setiap saat, bukan hanya dalam prosesi ibadah resmi pada waktu-waktu yang telah ditetapkan setiap hari itu.

Tuhan tidak memerlukan wajah kita untuk mengenali kita, karena wajah terindah kita di hadapan Tuhan adalah hati kita. Tetapi, bagi sesama manusia - hati ini tidak bisa dikenali dengan mudah tanpa wajah 'wajah' dan wajah 'perilaku', yang tampil kasat mata. 
Saya sangat meyakini dan melihat keharusan bahwa Rasulullah s.a.w. tidak boleh diwakili tampilan beliau dalam bentuk apa pun selain dalam citra mental sebagai sinar pribadi mulia yang anggun, yang rasa dari kehadiran beliau menundukkan hati kita dalam penghormatan yang tulus, haru, dan penuh kerinduan.

Dan kita, sebagai pribadi-pribadi yang dikasihi Tuhan, yang ditugaskan untuk menjadi pemimpin yang memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan bagi sesama, membutuhkan kehadiran diri yang mewakili kebenaran yang kita wakili dan kebaikan yang harus kita teruskan.

Nah, kehadiran diri inilah yang dalam hubungan dan pelayanan publik sebaiknya diwadahi dalam wajah yang damai namun tegas, bersahaja namun mewakili pengetahuan dan kewenangan intelektual yang besar, yang luwes tetapi tetap lurus dan setia kepada yang benar; diwadahi dalam tatanan perilaku yang indah dan mengindahkan sesama dan lingkungan; dan diwadahi dalam nama yang pengingatan dan penyebutannya mengundang keinginan orang lain untuk berlaku baik.

Kita sangat berhak untuk mencantumkan gambar dari yang ingin kita capai, sebagai tampilan yang mewakili wajah dan diri kita. Dan ada juga pribadi yang memilih tampilan wajah aslinya, sebagai wajah jujur yang sedang belajar untuk mendewasa dengan kualitas-kualitas yang menjadikannya bermanfaat bagi sesama.

Yang satu mewakili kerinduan hatinya untuk dirinya, dan satu yang lain mewakilikeinginan untuk dikenali dan dipilih untuk ditugaskan oleh sesama sebagai pelayan bagi kebaikan hidup mereka.


Sahabat-sahabat baik hati saya,

Saya menggunakan wajah ‘wajah’ dan wajah ‘perilaku’ saya sebagai alamat bagi saudara kita untuk menemukan saya, yang membutuhkan saya untuk menjadi saudara dan sahabat hati mereka, yang membutuhkan saya sebagaipendamping bagi upaya mereka untuk membangun hati yang damai, kehidupan yang sejahtera, dan peran yang cemerlang bagi kebaikan hidup sesama.

Karena setiap jiwa adalah khalifah, maka saya adalah pelayan bagi pengutuhan peran itu baginya.


Saya pelayan, maka saya ikhlaskan wajah saya terpampang bagi kemudahan saudara dan sahabat saya untuk mengenali dan menemukan saya, agar tersegerakan penugasan mereka kepada saya.

DAN YANG INI SANGAT PENTING !

Marilah kita menyampaikan setinggi-tingginya penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Besar, dengan setidaknya memperhatikan bahwa kita sering berbicara dengan penghormatan yang sangat tinggi kepada Tuhan, Dzat Yang Maha Agung tetapi mungkin terselip tanpa sengaja - menulis dengan menggunakan huruf ‘t’ kecil dalam menuliskan yang seharusnya Tuhan, dengan huruf ‘T’ BESAR sebagai huruf pertama.

Tetapi untungnya, itu adalah sebuah hal penting yang bisa dengan mudah disusulkan perbaikannya.


Sahabat saya yang kualitas hatinya menentukan kualitas rezekinya,

Setelah hidup lebih dari setengah abad ini, saya mulai mengerti bahwasebetulnya kita semua sedang mengalihkan alasan dari tangisan kita, mengapa air mata kita mengembang, mengambang, dan luber mengalir menjadi tangisan – dari tangisan sedih karena penderitaan – menjadi tangisan haru karena diijinkan melayani bagi kebaikan hidup sesama.

Dengan sangat tulus saya berdoa, meminta, dan mengulang doa dan permintaan saya kepada Tuhan, 
agar setiap jiwa manusia diberikan kemudahan untuk menerima berita-berita gembira dari Tuhan, 
agar kita diberikan keikhlasan untuk hidup dalam tuntunan Tuhan yang tidak mungkin mengarahkan kita kepada yang selain surga, 
agar kita hidup melayani sesama dalam kesyukuran karena kesamaan, 
dan karena penghormatan dalam perbedaan, 
agar kita mendahulukan yang benar, 
agar kita mengutamakan kesabaran, 
dan agar kita ikhlas memilih hidup miskin karena kejujuran daripada berharta yang tidak berkah, 
agar kita ikhlas mendahulukan amanah dalam memimpin 
dan bukan menciderai amanah agar tetap memimpin, 
agar kita menukarkan kepentingan pribadi kita bagi kedamaian dan kesejahteraan mereka yang kita pimpin, 
agar kita menjadi anak-anak yang membanggakan orang tua, 
agar kita menjadi orang tua yang menghebatkan anak-anak, 
agar kita menjadi murid yang patuh kepada sekolah kehidupan dan alam ini,
agar kita kemudian menjadi guru yang menumbuhkan bangsa,
dan agar kita menjadi jiwa yang memuliakan kehidupan – 
sebagai jalan hidup untuk mendapatkan ridha Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Marilah kita berdoa bersama dalam jemaat yang besar dan mulia ini, agar Tuhan Yang Maha Kaya memberkati kita dengan kekayaan hati, kekayaan pikiran, kekayaan raga, dan kekayaan peran bagi kebaikan satu sama lain.

Jika kita tidak saling mengasihi, untuk apakah kita hidup?

...........


Sahabat saya, yang kualitas hatinya menentukan kualitas rezekinya,

Sampai kita bertemu suatu ketika nanti ya? Agar kita bisa berbincang mengenai ini dan itu yang penting bagi kedamaian dan kesejahteraan kita dan keluarga tercinta.

Mohon disampaikan salam sayang dari Ibu Linna dan saya, untuk keluarga Anda terkasih.

Loving you and devoted to you all as always,

Mario Teguh



Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=405165664404